tag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post3884777641296984727..comments2014-04-19T19:30:11.063-07:00Comments on PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN: Evaluasi PendidikanAMAT SAHARhttp://www.blogger.com/profile/09011766632200331247noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-77357916988199150392012-04-12T06:38:11.799-07:002012-04-12T06:38:11.799-07:00Nama: Agus Camseno
NPM: 09.601040.046
Prodi: Pendi...Nama: Agus Camseno<br />NPM: 09.601040.046<br />Prodi: Pendidikan Matematika<br /><br />Evaluasi kurikulum dapat dipandang dari konteks mikro dn makro serta fungsinya. Dari sudut pandang makro berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada program kurikulum secara keseluruhan dalam suatu institusi atau kelembagaan. Di mana prosesnya akan terukur dari setiap penyuelenggaraaan program kurikulum untuk setiap mata pelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam konteks mikro berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada upaya perbaikan pembelajaran pada tingkat elas, di mana hasilnya dapat berupa kualitas pembelajaran dan kualitas output atau keluaran hasil pembelajaran berupa keterampilan dan kecapakan siswa.<br />Evaluasi kurikulum dalam konteks KBK, pada dasarnya masih belum sempurna terbukti dari penemuan dan inovasi model dan pendekatan evaluasi yang masih perlu dikembangkan lagi, yaitu sistem evaluasi yang betul-betul menempatkan semua pihak secara demokratis baik apda tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi itu sendiri serta penempatan dan pengambilan kebijakan dari hasil suatu kegiatan evaluasi kurikulum<br /><br />Contohnya:<br />Pembelajaran di sekolah dasar akan efektif apabila pembahasan materi pelajarannya berlangsung secara konkrit, mengingat perkembangan kognitif siswa sekolah dasar berada pada taraf konkrit. Penyajian materi pelajaran akan bersifat konkrit manakala pembelajarannya menggunakan atau memanfaatkan benda asli. Benda asli dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu objek dan specimen. <br /> Benda asli memiliki peran sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar. Peran tersebut tampak mulai dari kegiatan pra pembelajaran yaitu merangsang dan memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran; pada kegiatan inti pembelajaran benda asli memiliki peran yaitu membantu menjaga perhatian dan menumbuhkan kegiatan yang aktif; dan peran pemanfaatan benda asli pada kegiatan tindak lanjut pembelajaran, siswa akan lebih leluasa untuk melakukan pengayaan terhadap materi yang telah dipelajarinya.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/08489885608257537481noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-61618977665668765502012-04-12T06:18:27.072-07:002012-04-12T06:18:27.072-07:00Nama : Darmanto
NPM : 09601040049
Prodi : Matemat...Nama : Darmanto<br />NPM : 09601040049<br />Prodi : Matematika <br /><br />Menurut saya dalam evaluasi pembelajaran di Sekolah masih harus diterapkan dengan baik hal ini bertujuan untuk meningkatkan peserta didik maupun pendidik.. Terkadang proses pembelajaran itulah yang kurang diperhatikan dari seorang pendidik. jika diberi tes pun kepada peserta didik cukup banyak yang menjawab soal-soal itu dengan tidak murni. Dengan kebiasaan hasil belajar yang tidak murni secara tidak langsung telah mengajarkan kepada peserta didik untuk berbuat hal yang tidak jujur. Tentu hal ini justru mempersulit seorang guru dalam mengetahui kemampuan dari segi fisik maupun intelektualitas sebenarnya. Apalah arti dari nilai-nilai bagus peserta didik yang diperolehnya sedangkan ilmu pengetahuannya pun tidak ada yang di dapatkannya selama belajar. <br />Contoh konkrit evaluasi pembelajaran yang ada disekolah yaitu ulangan yang dilakukan disekolah maupun menteri pendidikan.sebagai acuan penilain pemahaman dan prestasi anakromudanihttps://www.blogger.com/profile/05081750002672838004noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-89609619180096872742012-04-12T06:00:22.641-07:002012-04-12T06:00:22.641-07:00Nama : Romudani
NPM : 09601040049
Prodi : Matem...Nama : Romudani<br />NPM : 09601040049<br />Prodi : Matematika <br /><br /><br />Ulasan saya mengenai evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi pembelajaran merupakan pembelajaran terarah dan sistematis sehingga tujuan yang dilaksanakan disekolah tepat pada tujuannya.Karena adanya evaluasi pembelajaran,sekolah tidak mengukur anak dari segi nilai,bisa di katakan jika nilainya baik maka anak ini pintar maupun sebaliknya,jika nilai anak kurang maka bisa dikatakan anak ini gagal,sehingga hal ini tidak adil bagi anak yang kurang baik waktunya,contohnya seorang anak pada saat ujian pada kondisi sakit,pada saat menjawab soal ujian,dia tidak bisa berkosentrasi,sehingga mempengaruhi kondisi atau keadaan anak dalam menjawab soal,sehingga hal ini mempengaruhi pada nilai anak,jika nilai anak ini mendapatkan nilai kurang,maka bisa dikatakan anak ini kepintarannya kurang atau bi vonis anak yang kurang,padahal anak ini sehari-harinya bisa menjawab pertanyaan guru.Evaluasi merupakan usaha yang baik di terapkan di sekolah,Karena dengan adanya evaluasi pembelajaran kita bisa mengetahui sampai mana seorang guru berfikir anak tersebut, serta bisa menjadi tahu kelemahan dan keterbatasan materi yang dimiliki peserta didik tersebut.Contoh konkrit evaluasi pembelajaran yang ada disekolah yaitu ulangan harian,tugas-tugas yang dikerjakan di rumah atau disekolah baik itu dikerjakan secara individu maupun kelompik, dengan memberikan evaluasi tersebut kita bisa melihat sejauh mana pemahaman yang dimiliki peserta didik tersebut,apakah berhasil atau tidak.Tetapi ulangan harian,semester,dan akhir tidak bisa kita jadikan acuan dalam menilai apa anak ini berhasil atau tidak.Hal yang baik untuk melakukan evaluasi pembelajaran selain ujian-ujian,kita bisa menilai anak dari kesehariannya,<br />yaitu ke aktivannya,pemahamannya,tugas sekolah,atau penilaian dari segi kemandiriannya,Untuk seorang pendidik,untuk mengevaluasi peserta didik,jangan menilai dari nilainya saja,selain penilaian dari segi akademik,bisa juga dinilai dari keaktifannya,kehadirannya,sikap,tugas-tugas dan kemandirian anak dalam proses belajar.jadi evaluasi akan terarah,terencana,dan sistematis jika tujuan dari evaluasi pembelajaran itu terlaksana,yaitu Feedback untuk peserta didik,Feedback untuk guru,Informasi untuk orang tua,Informasi untuk akuntabilitas,dan Evaluasi sebagai insentif.jadi model dan evaluasi sangat berperang aktif dalam proses pembelajaran,contohnya yang konkrit adalah di adakannya ujian-ujian baik di laksanakan di sekolah maupun di laksanakan oleh mentri pendidikan ( ujian nasional )hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman anak..dan tidak mutlak hal ini sebagai nilai evaluasi anak,apakah dia pintar atau ngak.romudanihttps://www.blogger.com/profile/05081750002672838004noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-8692634014164952062012-04-12T05:53:23.114-07:002012-04-12T05:53:23.114-07:00Nama : Romudani
NPM : 09601040049
Prodi : Matem...Nama : Romudani<br />NPM : 09601040049<br />Prodi : Matematika <br /><br /><br />Ulasan saya mengenai evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi pembelajaran merupakan pembelajaran terarah dan sistematis sehingga tujuan yang dilaksanakan disekolah tepat pada tujuannya.Karena adanya evaluasi pembelajaran,sekolah tidak mengukur anak dari segi nilai,bisa di katakan jika nilainya baik maka anak ini pintar maupun sebaliknya,jika nilai anak kurang maka bisa dikatakan anak ini gagal,sehingga hal ini tidak adil bagi anak yang kurang baik waktunya,contohnya seorang anak pada saat ujian pada kondisi sakit,pada saat menjawab soal ujian,dia tidak bisa berkosentrasi,sehingga mempengaruhi kondisi atau keadaan anak dalam menjawab soal,sehingga hal ini mempengaruhi pada nilai anak,jika nilai anak ini mendapatkan nilai kurang,maka bisa dikatakan anak ini kepintarannya kurang atau bi vonis anak yang kurang,padahal anak ini sehari-harinya bisa menjawab pertanyaan guru.Evaluasi merupakan usaha yang baik di terapkan di sekolah,Karena dengan adanya evaluasi pembelajaran kita bisa mengetahui sampai mana seorang guru berfikir anak tersebut, serta bisa menjadi tahu kelemahan dan keterbatasan materi yang dimiliki peserta didik tersebut.Contoh konkrit evaluasi pembelajaran yang ada disekolah yaitu ulangan harian,tugas-tugas yang dikerjakan di rumah atau disekolah baik itu dikerjakan secara individu maupun kelompik, dengan memberikan evaluasi tersebut kita bisa melihat sejauh mana pemahaman yang dimiliki peserta didik tersebut,apakah berhasil atau tidak.Tetapi ulangan harian,semester,dan akhir tidak bisa kita jadikan acuan dalam menilai apa anak ini berhasil atau tidak.Hal yang baik untuk melakukan evaluasi pembelajaran selain ujian-ujian,kita bisa menilai anak dari kesehariannya,<br />yaitu ke aktivannya,pemahamannya,tugas sekolah,atau penilaian dari segi kemandiriannya,Untuk seorang pendidik,untuk mengevaluasi peserta didik,jangan menilai dari nilainya saja,selain penilaian dari segi akademik,bisa juga dinilai dari keaktifannya,kehadirannya,sikap,tugas-tugas dan kemandirian anak dalam proses belajar.jadi evaluasi akan terarah,terencana,dan sistematis jika tujuan dari evaluasi pembelajaran itu terlaksana,yaitu Feedback untuk peserta didik,Feedback untuk guru,Informasi untuk orang tua,Informasi untuk akuntabilitas,dan Evaluasi sebagai insentif.jadi model dan evaluasi sangat berperang aktif dalam proses pembelajaran,contohnya yang konkrit adalah di adakannya ujian-ujian baik di laksanakan di sekolah maupun di laksanakan oleh mentri pendidikan ( ujian nasional )hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman anak..dan tidak mutlak hal ini sebagai nilai evaluasi anak,apakah dia pintar atau ngak.ahttps://www.blogger.com/profile/12452514154196342967noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-31972584298337822112012-04-11T08:51:45.506-07:002012-04-11T08:51:45.506-07:00Nama : Evi Yanti
NPM : 10.601050.086
PGSD Lokal C
...Nama : Evi Yanti<br />NPM : 10.601050.086<br />PGSD Lokal C<br />Ulasan saya mengenai evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disetiap sekolah. Karena dengan adanya evaluasi pembelajaran kita bisa mengetahui sampai mana dia berfikir peserta didik tersebut, serta bisa menjadi tahu kelemahan dan keterbatasan materi yang dimiliki peserta didik tersebut. Contoh konkrit evaluasi pembelajaran yang ada disekolah yaitu ulangan harian dengan memberikan ulangan harian kita bisa melihat sejauh mana pemahaman yang dimiliki peserta didik tersebut. Apakah berhasil atau tidak.evie tamarahttps://www.blogger.com/profile/06218330213104783781noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-82989875551584745072012-04-11T06:44:45.377-07:002012-04-11T06:44:45.377-07:00Nama : Juemi
NPM : 10.601050.046
Lokal : C
Jurusan...Nama : Juemi<br />NPM : 10.601050.046<br />Lokal : C<br />Jurusan : PGSD<br /><br />Evaluasi pembelajaran sangat penting diterapkan pada peserta didik untuk mengukur kemampuan dan keberhasilan belajar peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan cara memberikan tes. Alat ukur tes yang digunakan harus memperhatikan tingkat kelas dan perkembangan peserta didik. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan – tujuan pengajaran telah tercapai oleh siswa. Tujuan pendidikan harus senantiasa mengacu pada tiga jenis ranah atau kawasan yang melekat pada diri siswa. Yaitu, 1. Ranah proses berpikir (kognitif); 2. Nilai atau sikap (afektif); dan 3. Ranah Keterampilan (psikomotor). <br />Contoh konkrit : pada saat saya kelas 3 SMA ketika mengikuti UAN ada salah satu teman saya yang termasuk pandai di sekolah dan ketika pengumumam kelulusan diumumkan teman saya tersebut malah tidak lulus dan mesti mengikuti ujian ulang, malah teman saya yang bisa dikatakan kurang pandai dan sering menyontek pada saat ujian malah lulus dalam UAN.<br />Wassalamu’alaikumsayasiapa8@gmail.comhttps://www.blogger.com/profile/16131373706956679801noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-61167431014142279422012-04-11T05:29:59.217-07:002012-04-11T05:29:59.217-07:00Nama : Konita Lutfiani
NPM : 10.601050.017
Jurusan...Nama : Konita Lutfiani<br />NPM : 10.601050.017<br />Jurusan : FKIP PGSD<br /><br />Ulasan saya mengenai evaluasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah adalah sebagai berikut :<br />Evaluasi merupakan penilaian program,proses dan hasil pendidikan,dan dapat diartikan sebagai suatu pengukuran,yang bersifat kualitatif,dan juga bersifat kuantitatif.evaluasi pembelajaran sangat lah penting di terapkan di sekolah karena untuk menentukan kualitas pembelajaran keseluruhan di sekolah,mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran ,pelaksanaan proses pembelajaran,dan penilaian hasil pembelajaran.sehingga kita bisa mengetahui tolak ukur siswa dalam menyerap pelajaran ,dan untuk mengukur keberhasilan guru dalam mengunggkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar meliputi bobot materi yang disajikan,metode yang diterapkan,media yang digunakan dan strategi yang di laksanakan dalam proses belajar-mengajar.dan fungsi evaluasi bagi siswa yaitu mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran dan mengungkapkan kemajuan individual maupun kelompok dalam mempelajarari setiap mata pelajaran.dan hendaknya guru dalam melakukan evaluasi sebaiknya sesuai dengan 3 asas evaluasi ,yatu:A. Asas komprehensif :evaluasi harus meliputi keseluruhan pribadi siswa yang di evaluasi (kognitif,afektif,dan psikomotorik) B. Asas komunitas : evaluasi wajib dilaksanakan secara berkesinambungan mulai dari saat proses dan pasca pembelajaran. C.Asas obyektif :evaluasi seharusnya menilai dan mengukur apa adanya/non subyektif.<br />Contoh konkretnya adalah : dengan mengunkan tes, dan melalui alat tersebut dapat dilakukan untuk semua mata pelajaran di sekolah dasar. Alat ukur (tes) yang digunakan harus memperhatikan tingkat kelas yang ada di sekolah dasar terkatagori atas kelas tinggi (kelas IV-VI) dan kelas rendah (I-III). Oleh karena itu, alat (tes) yang digunakan untuk melakukan evaluasi belajar harus sesui dengan tingkat perkembangan siswa sekolah dasar. Hal tersebut diktakan oleh Jean Piaget (dalam trianto,2009) bahwa tingkat perkembangan pada usia sekolah dasar ( 7-11 tahun) terdapat pada tahap operasional konkret, dimana pada tingkat ini para siswa lebih banyak belajar melalui contoh-contoh nyata. Hal tersebut perlu dipertimbangkan bagi pembuat soal ( guru ) untuk merancang alat evaluasi ( tes0 dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.<br />sekian terima kasih . wassalamkonita lutfianihttps://www.blogger.com/profile/10597515969259696695noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-90408994782920083172012-04-11T05:25:27.811-07:002012-04-11T05:25:27.811-07:00Nama : Yeni Nuryanti Jamiah
NPM : 10.601050.085...Nama : Yeni Nuryanti Jamiah<br />NPM : 10.601050.085<br />Lokal : C (PGSD)<br />Jurusan : PGSD<br />Evaluasi pembelajaran disekolah itu sangat penting agar dapat mengetahui tentang mengetahui sampai manakah materi yang diajarkan selama masa pembelajaran aktif itu dapat dimengerti berapa persen oleh peserta didik, evaluasi pembelajaran itu untuk dapat terarah, terencana, dan sisitematis untuk mengetahui tentang proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat kita ketahui untuk proses selanjutnya, tetapi banyak hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para pendidik sekarang ini, yaitu mengadakan evaluasi pembelajaran tetapi tidak sesuai dengan cara yang sebenarnya untuk evaluasi pembelajaran, yang seharusnya mengevaluasi itu dapat dijaga ketat agar dapat melihat peserta didik yang mana benar-benar menguasai materi dan tidak sehingga budaya menyontek dapat dihilangkan, karna bila budaya menyontek masih ada maka evaluasi pembelajaran yang sekarang tidak ada kejujuran dan beberapa persen dari itu tidak dapat dikatakan hasil murni sehingga pendidik tidak dapat mengetahui evaluasi pembelajaran itu berhasil atau tidak. Maka dari itu pendidik membuat perangkat pembelajaran yang benar-benar dapat membantu peserta didik untuk dapat terarah, dari pembelajaran awal maupun sampai akhir, perangkat pembelajaran kan banyak berbagai model atau metode untuk belajar, sehingga peserta didik dapat terbantu dengan adanya itu. Contoh : <br />Contoh konkret yang ada di sekolah adalah evaluasi pembelajaran yang tidak adanya kejujuran, banyak proses ujian yang disalah gunakan, seringnya membeli soal-soal dari daerah lain, adanya guru yang membantu untuk hasil proses pembelajaran yang dapat lebih maksimal, sehingga banyak sekali yang lulus dalam ujian bukan murni tetapi hasil kerjasama.yeni nuryantihttps://www.blogger.com/profile/08167444503558364702noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-31311913705662082572012-04-11T05:08:05.225-07:002012-04-11T05:08:05.225-07:00Nama : Rizky Emilia Holista
NPM : 10.601050.047
Ju...Nama : Rizky Emilia Holista<br />NPM : 10.601050.047<br />Jurusan : FKIP PGSD (Lokal C 2010)<br /><br />Menurut saya suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Konteks ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai elemen penting dalam kegiatan pembelajaran.<br /><br />Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim apabila seseorang guru menjadi dominator kegiatan pembelajaran di kelas, namun hal ini bukan berarti guru lepas tanggung jawab terhadap keberhasilan siswanya dalam belajar. Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut guru harus selalu proaktif dan responsive terhadap semua fenomena-fenomena yang dijumpai di kelas.<br /><br />Sejalan dengan pernyataan di atas, saat ini upaya perbaikan pendidikan dilakukan dengan pendekatan konstruktivis. Oleh karena itu guru tidak hanya sebagai penerima pembaharuan pendidikan, namun ikut bertanggungjawab dan berperan aktif dalam melakukan Pembaharuan pendidikan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui penelitian tindakan dalam pengelolaan pembelajaran di kelasnya.<br /><br />contoh konkrit nya adalah seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes akan memberikan gambaran dimana posisinya jika dibandingkan dengan orang lain yang mengikuti tes tersebut. Adapun acuan kriteria dipergunakan untuk menentukan kelulusan seseorang dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Acuan ini biasanya digunakan untuk menentukan kelulusan seseorang. Seseorang yang dikatakan telah lulus berarti bisa melakukan apa yang terdapat dalam kriteria yang telah ditetapkan dan sebaliknya. Acuan kriteria, ini biasanya dipergunakan untuk ujian-ujian praktek.<br />Dengan adanya acuan norma atau kriteria, hasil yang sama yang didapat dari pengukuran ataupun penilaian akan dapat diinterpretasikan berbeda sesuai dengan acuan yang digunakan. <br />Sekian dan terima kasih .<br />wassalam .Rizky Emilia Holistahttps://www.blogger.com/profile/13663828732568496867noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-22831561033599251602012-04-10T23:34:06.586-07:002012-04-10T23:34:06.586-07:00Nama : A.Mulawarman
NPM : 10601050044
Jurus...Nama : A.Mulawarman<br />NPM : 10601050044<br />Jurusan : PGSD (Local C 2010)<br /><br />Mungkin pendapat saya yang beberapa kali observasi di berbagai sekolah mengenai model pembelajaran dan evaluasi yaitu tenaga pengajar atau pendidik (Guru) khususnya di lingkup sekolah dasar memang sebagian besar tidak memperhatikan dua hal tersebut.<br />Guru sebagian besar tidak memposisikan diri sebagai tenaga pendidik yang seharusnya menyalurkan ilmu kepada peserta didik tetapi dari hasil observasi di beberapa sekolah, saya menyimpulkan sebagian besar guru khususnya di sekolah dasar hanya menganggap apa yang dia lakukan itu cuma sebuah pekerjaan dan tidak memperhatikan kondisi peserta didik, sekolah maupun lingkungan.<br />Guru juga dalam mengevaluasi atau memberikan nilai itu tegolong masih sangat tradisional atau masih terfokus pada kemampuan kognitif peserta didik saja. Contohnya pada saat memberikan Tugas harian, guru tidak memperhatikan kemampuan peserta didik apakah seluruh peserta didik mengerti mengenai materi yang telah diajarkan atau tidak. Yang jelas sebagian besar guru tidak peduli.Andhul Tawwabinhttps://www.blogger.com/profile/07866458109763861451noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-50026461297801326702012-04-10T07:44:34.676-07:002012-04-10T07:44:34.676-07:00Nama : Jeki Gabriel
NPM : 10.601040.042
Jurusan :...Nama : Jeki Gabriel<br />NPM : 10.601040.042<br />Jurusan : Matematika<br /><br />ULASAN EVALUASI PEMBELAJARAN:<br /> Evaluasi adalah usaha-usaha, terarah, terencana,dan sistematis untuk meneliti proses pembelajaran. Maka objek evaluasinya adalah tujuan pembelajaran, perencanaan dan pengelolaan pembelajaran, dan penyelengaraan evaluasi hasil belajar.<br /> Tujuan utama dilakukan evaluasi dalam pembelajaran <br />a) Siswa dapat mengetehui kemampuan atau kelemahan dalam memahami materi.<br />b) Dengan evaluasi guru dapat mengukur kemampuan siswa dan mengukur kemampuan dirinya dalam mengajar.<br />c) Orang tua atau wali siswa dapat mngetehui perkembamgan anaknya.<br />d) Dengan melihat hasil evaluasi guru dapat mempertimbangkan siswanya dapat naik kelas atau tinggal kelas.<br />e) Dapat dijadikan penghargaan atas usaha siswa dan dapat melihat kwalitas sekolah dalam mendidik siswa.<br /> Penilaian evaluasi hasil belajar lebih dikenal dengan Asesman, apabila dilihat sacara garis besar dibagi memjadi 2 bagian:<br />1. Asesman autentik<br />Merupakan hasil belajar yang menuntut siswa untuk mengaplikasi pengalaman belajar disekolah ke kehidupan nyata sehari-hari. Cirri utama dari penilaian ini yaitu, multi kinerja, standar kwalitas yang spesifik, dan penilaian yang bersifat manusiawi untuk menilai bagaimana kinerja siswa dapat diterima secara nyata (real).<br /><br />2. Asesman portofolio<br />Merupakan kumpulan hasil karya peserta didik yang merupakan lanjutan asesman autentik yang disusun secara sistematik, yang dapat menunjukkan upaya, hasil, proses, dan kemajuan belajar siswa. portofolio dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan bagi pengajar maupun peserta didik. Pada dasarnya asesmen portofolio memiliki 3 (tiga) prinsip, yaitu koleksi, seleksi, dan refleksi.<br />Langkah-langkah :<br />a) Tahap persiapan<br />b) Tahap pelaksanaan<br />c) Tahap penilaian<br /><br />Contoh kongkrit:<br />Guru merupakan pengerak dalam sebuah sekolah untuk menbentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik, guru menjelaskan proses tumbuhnya tanaman kapada siswa. Setelah selesai menjelaskan materi guru tersebut melakukan evaluasi untuk meengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang di sampaikan sekaligus menilai apakah model pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau tidak. Cara penilaian yang lain adalah memberikan tugas yang dilaksanakan secara berkala misalnya melakukan praktek berkebun selama 2 minggu kepada siswa secara kelompok, dari hari ke hari guru tersebut melakukan evaluasi dengan memberikan arahan yang baik dan jelas cara marawat tanaman, sehingga siswa dapat melakukan perbaikan pada cara perawatan tanaman yang mengakibatkan perubahan yang lebih baik pada tanaman dan pola pikir siswa.matematika is the besthttps://www.blogger.com/profile/04845129134882899225noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-21156804136667230442012-04-10T03:56:53.424-07:002012-04-10T03:56:53.424-07:00This comment has been removed by the author.ir_one @sharhttps://www.blogger.com/profile/02020378596240064016noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5102401157155650559.post-9304244610117839702012-04-09T22:42:25.199-07:002012-04-09T22:42:25.199-07:00Nama : Nur Rahmawati. A
NPM : 10.601040.014...Nama : Nur Rahmawati. A<br />NPM : 10.601040.014<br />Jurusan : Pendidikan Matematika<br /><br />Menurut saya dalam evaluasi pembelajaran di Sekolah masih ada saja oknum guru yang dengan berbagai cara agar hasil belajar siswanya itu lebih baik. Terkadang proses pembelajaran itulah yang kurang diperhatikan dari oknum guru itu. Sampai sekarangpun masih ada juga guru yang mengukur kognitif peserta didik saja. jika diberi tes pun kepada peserta didik cukup banyak yang menjawab soal-soal itu dengan tidak murni. Dengan kebiasaan hasil belajar yang tidak murni secara tidak langsung telah mengajarkan kepada peserta didik untuk berbuat hal yang tidak jujur. Tentu hal ini justru mempersulit seorang guru dalam mengetahui kemampuan dari segi fisik maupun intelektualitas sebenarnya. Apalah arti dari nilai-nilai bagus peserta didik yang diperolehnya sedangkan ilmu pengetahuannya pun tidak ada yang di dapatkannya selama belajar. <br />Contoh konkritnya,dulu waktu saya SMA dan kelas XII sebuah peristiwa ketidak adilan itu hadir. Ada guru yang sering membuat nilai bagus untuk teman saya yang suka bolos sekolah dan jarang masuk ikut proses pembelajaran. Setiap ada tugas atau tes dia hanya tahunya nyontek yang jelas hanya mau menerima beres. Dia anak yang selalu di panggil ke BK. Aneh selalu mulai dari kelas XI bersamanya nilainya selalu bagus. setiap guru yang mengajar di kelas kami, jika dia tidak masuk atau bolos pun di biarkan saja dan tetap saja nilainya baik2 saja. Jarang kerjakan tugas tapi nilai tinggi. Teman saya latar belakangnya memiliki orang tua pejabat di Tarakan. Sampai gurupun tidak ada yang bisa marah atau menegurnya. Ya saya tahu bapaknya suka menyumbang untuk sekolah tapi haruskah ada perbedaan diantara kami. Hal yang mengagetkan seluruh siswa di sekolah saya adalah ternyata dia lulus. Padahal dia tidaklah jujur dalam menjawab soal ujian itu. Sedangkan teman-teman saya yang menjawab soal dengan murni tidak lulus dan harus ikut ujian susulan. Saya rasa dalam evaluasi pembelajaran disekolah saya belum dapat menilai keberhasilan model pembelajaran yang telah dilaksanakan. <br />Harapan saya semoga kami yang calon-calon guru mampu lebih mengerti tentang evaluasi pembelajaran agar tidak lagi terjadi kejurangan dan ketidak adilan. sekian dan terima kasih,,, wassalamu'alaikumCahaya Rahmahttps://www.blogger.com/profile/10328369446462232876noreply@blogger.com